Minggu, 31 Oktober 2010

Masalah keperawatan jiwa

    A. Pengertian

    1. Gangguan psikosis akut dan sementara adalah sekelompok gangguan jiwa yang :

      • Onsetnya akut ( 2 minggu)
      • Sindrom polimorfik
      • Ada stresor yang jelas
      • Tidak memenuhi kriteria episode manik atau depresif
      • Tidak ada penyebab organik




    B. Beberapa Gangguan Jiwa Gangguan Psikosis Akut atau Sementara

    1. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia

    (a). Onset harus akut (dari suatu keadaan non psikotik sampai keadaan psikotik yang jelas dalam kurun waktu 2 minggu atau kurang);

    (b). Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham yang berubah dalam jenis dan intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari yang sama ;

    (c). Harus ada keadaan emosional yang beranekaragamnya ;

    (c). Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satupun dari gejala itu ada secara cukup konsisten dapat memenuhi kriteria skizofrenia atau episode manik atau episode depresif.





    2. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan Gejala Skizofrenia

      • Memenuhi kriteria yang khas untuk gangguan psikotik polimorfik akut.
      • Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk diagnosis Skizofrenia yang harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak munculnya gambaran klinis psikotik itu secara jelas.
      • Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari 1 bulan maka diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia.




    3. Gangguan Psikotik Lir – Skizofrenia Akut

    Suatu gangguan psikotik akut dengan gejala yang stabil dan memenuhi kriteria skizofrenia, tetapi hanya berlangsung kurang dari satu bulan lamanya.

    Pedoman Diagnosis

    (1).Onset psikotiknya akut (dua minggu atau kurang)

    (2). Memenuhi kriteria skizofrenia, tetapi lamanya kurang 1 bulan.

    (3).Tidak memenuhi kriteria psikosis pilimorfik akut.





    4. Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan Predominan Waham

    Gambaran klinis berupa waham dan halusinasi yang cukup stabil, tetapi tidak memenuhi skizofrenia. Sering berupa waham kejaran dan waham rujukan, dan halusinasi pendengaran.





    C. Cara Penanganan Gangguan Psikotik Akut dan Sementara

    1. Indikasi rawat nginap

    • Pemeriksaan dan perlindungan pada pasien.

    2. Farmakoterapi

    • Obat utama Antipsikotik (Haloperidol) dan Benzodiazepin.
    • Tidak dianjurkan terapi jangka panjang

    3. Psikoterapi

    • Psikoterapi individual, kelompok, dan keluarga
    • Mengatasi stresor dan episode psikotik
    • Mengembalikan harga diri dan kepercayaan




GANGGUAN WAHAM MENETAP

    A. PENGERTIAN WAHAM MENETAP

    Sekelompok gangguan jiwa dengan waham-waham yang berlangsung lama, dan merupakan satu-satunya gejala klinik yang khas atau yang mencolok serta tidak dapat digolongkan sebagai gangguan organik, skizofrenik atau afektif.





    B. DIAGNOSIS GANGGUAN WAHAM MENETAP

    (1). Gangguan Waham

    Pedoman diagnosis gangguan waham

    (1) Merupakan satu-satunya gejala atau gejala

    yang paling mencolok

    (2). Sudah berlangsung paling sedikit 3 bulan dan

    khas pribadi

    (3). Bila terdapat gejala depresi, maka gejala

    waham harus tetap ada pada saat depresinya

    hilang.

    (4) Tidak disebabkan penyakit otak, tidak

    terdapat halusinasi, dan tanpa riwayat

    skizofrenia, dan tanpa riwayat skizofrenik





    2. Gangguan Waham Menetap Lainnya

    Gangguan waham menetap yang tidak memenuhi kriteria untuk gangguan waham.

    Termasuk : - Gangguan waham dengan halusinasi yang

    tidak memenuhi kriteria

    skizofrenia

    - Gangguan waham menetap

    kurang 3 bulan





    C. PERJALANAN PENYAKIT GANGGUAN WAHAM MENETAP

    1. Kurang dari 25% menjadi skizofrenia

    2. Kurang dari 10% menjadi gangguan afektif

    3. 50% sembuh untuk waktu yang lama

    4. 20% hanya penurun gejala

    5. 30% tidak mengalami perubahan gejala





    6. Prognosis ke arah baik :

      • riwayat pekerjaan dan hubungan sosial yang baik
      • kemampuan penyesuaian yang tinggi
      • wanita
      • onset sebelum 30 tahun
      • onset tiba-tiba
      • lamanya sakit singkat
      • adanya faktor pencetus




    D. CARA PENANGANAN PASIEN GANGGUAN WAHAM MENETAP

    1. Indikasi rawat nginap

    • Menditeksi penyebab nonpsikiatrik
    • Mengamati kemampuan mengendalikan impuls kekerasan
    • Menstabilkan hubungan sosial/ kerja




    2. Farmakoterapi

    • Antipsikotik adalah obat terpilih untuk penanganan gangguan waham menetap
    • Mulai dengan dosis rendah anti psikotik (Haloperidol 2 mg) dan naikan bertahap.
    • Dosis maintenance biasanya rendah
    • Bila gagal dengan anti psikotik, maka dihentikan




    3. Psikoterapi

    • Terapi individual lebih efektif dari terapi kelompok
    • Terapi suportif berorientasi tilikan, kognitif, dan perilaku sering afektif.
    • Bina hubungan dan kepercayaan
    • Hindari membicarakan waham pasien, dan tidak boleh meremehkan ataupun mendukung isi waham tersebut.

    4. Terapi Keluarga

    • Target hubungan sosial yang baik.




GANGGUAN WAHAM TERINDUKSI

    A. PENGERTIAN

    • Suatu gangguan waham yang terjadi pada dua orang atau lebih, satu individu memang menderita gangguan psikotik, yang lainnya menderita waham karena terinduksi penderita pertama tadi.
    • Orang-orang yang terlibat dalam waham terinduksi ini biasanya mempunyai hubungan yang sangat erat.




    B. DIAGNOSIS WAHAM TERINDUKSI

    • Pedoman Diagnosis Waham Terinduksi

    (1) Dua orang atau lebih mengalami waham

    yang sama dan saling meyakinkan ;

    (2) Mereka mempunyai hubungan yang

    sangat erat ;

    (3) Terdapat bukti bahwa waham tersebut

    terinduksi pada orang yang pasif dari

    orang yang aktif.





  • Pedoman Diagnosis

    (1) Onset psikotiknya akut (dua minggu atau

    kurang)

    (2). Waham dan halusinasi harus sudah ada

    dalam sebagian besar waktu sejak

    berkembangnya psikotik yang jelas.

    (3). Tidak memenuhi kriteria skizofrenia

    maupun gangguan psikosis polimorfik

    akut.

    (4). Lamanya sakit kurang dari 3 bulan.





Catatan

    1. Kalau waham menetap lebih dari 3 bulan, menjadi : Gangguan waham menetap.

    2. Kalau halusinasi menetap lebih dari 3 bulan, menjadi : psikosis nonorganik lainnya.





GANGGUAN SKIZOAFEKTIF

    A. PENGERTIAN

    • Suatu gangguan jiwa yang gejala skizofrenia dan gejala afektif terjadi bersamaan dan sama-sama menonjol.
    • Onset yang tiba-tiba pada masa remaja ; fungsi pramorbid baik ; terdapat stresor yang jelas ; riwayat keluarga dan gangguan afektif.
    • Prevalensi : % ; lebih banyak pada wanita.
    • Prognosis lebih buruk dari gangguan depresif maupun bipolar ; tetapi lebih baik dari skizofrenia.




    B. DIAGNOSIS

    1. Pedoman Diagnosis Gangguan Skizoafektif

      • Gejala Skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol atau dalam beberapa hari sesudah yang lain, tetapi dalam satu episode penyakit (tidak memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia maupun gangguan afektif).

    2. Beberapa Tipe Skizoafektif

      • Gangguan Skizoafektif tipe Manik
      • Gangguan Skizoafektif tipe Depresif
      • Gangguan Skizoafektif tipe Campuran




C. CARA PENANGANAN

    1. Penanganan pasien gangguan

    skizoafektif meliputi : perawatan rumah

    sakit, medikasi, dan terapi psikososial.

    2. Farmakoterapi

      • Gejala manik : antimanik
      • Gejala depresi : antidepresan
      • Gejala psikotik : antipsikotik (jangka pendek)




GANGGUAN PSIKOTIPAL

A. PENGERTIAN GANGGUAN SKIZOTIPAL

    1. Gangguan skizotipal ditandai oleh perilaku

    yang eksentrik, pikiran yang aneh, dan afek

    yang menyerupai skizofrenia, tetapi tidak

    memenuhi kriteria skizofrenia.

    2. Keadaan ini terjadi pada 3 % populasi

      • Lebih sering terdapat pada keluarga

    penderita skizofrenia





    3. Gangguan ini berjalan secara kronis dengan intensitas yang fluktuatif, kadang-kadang berkembang menjadi skizofrenia.

    - Tidak terdapat onset yang pasti, dan perkembangan selanjutnya menyerupai gangguan kepribadian

    4. Suatu riwayat skizofrenia pada salah satu anggota keluarga memberi bobot tambahan untuk diagnosis ini.





    5. Gangguan ini tidak dianjurkan didiagnosis secara umum, karena tidak terdapat batas yang jelas dengan skizofrenia simpleks, gangguan kepribadian skizoid dan paranoid.

    6. Diperkirakan 10% penderita gangguan skizotipal melakukan bunuh diri.





    B. PEDOMAN DIAGNOSIS GANGGUAN SKIZOTIPAL

    I. Terdapat tiga atau lebih gejala khas tersebut di bawah ini secara terus menerus atau episodik, dan paling sedikit dua tahun lamanya.

    1. Ekspresi afektif tak wajar/ menyempit (individu tampak dingin dan tak bersahabat)

    2. Perilaku atau penampakan yang aneh, eksentrik atau ganjil.

    3. Hubungan sosial yang buruk dan tendensi menarik diri.

    4. Kepercayaan yang aneh atau pikiran yang magis.





  • Kecurigaan atau ide paranoid.
  • Pikiran obsesif yang sering dengan isi yang bersifat dismorfofobik, seksual, atau agresif.
  • Persepsi yang tak lazim, termasuk mengenai tubuh atau ilusi-ilusi lainnya, depersonalisasi, atau derealisasi.
  • Pemikiran yang samar-samar, sirkumstansial, penuh kiasan, sangat terinci dan ruwet, atau stereotipik, yang bermanifestasi dalam pembicaraan yang aneh tetapi tanpa inkoheren yang nyata.
  • Sewaktu-waktu ada episode menyerupai keadaan psikotik yang bersifat sementara dengan ilusi, halusinasi auditorik atau lainnya, dan gagasan mirip waham, biasanya tanpa provokasi dari luar.

    II. Tidak pernah memenuhi kriteria skizofrenia





    C. CARA PENANGANAN PASIEN GANGGUAN SKIZOTIPAL

    1. PSIKOTERAPI

    • Pikiran yang aneh dan ganjil dari pasien gangguan ini harus ditangani secara hati-hati.
    • Tidak boleh menertawakan aktivitas yang aneh itu.

    2. FARMAKOTERAPI

    • Antipsikotik (haloperidol) untuk gagasan mirip waham
    • Antidepresan digunakan untuk komponen depresifnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar