Minggu, 29 Agustus 2010

Gunung Bromo

Perjalanan ke Gunung Bromo adalah salah satu daya tarik wisata yang paling aktif dipromosikan di Jawa Timur. Ini adalah pegunungan yang luas, dimana suatu letusan besar meninggalkan kaldera besar di dua puncaknya. Salah satunya adalah gunung berapi aktif Bromo dan yang lainnya adalah non-aktif Gunung Batok.

Keunikan dari karakteristik daerah mengingatkan kita pada pemandangan Bulan daripada segala sesuatu yang berhubungan dengan Bumi, seperti menawarkan pengalaman yang mendebarkan, mengamati matahari terbit dan memandang ke kawah gunung berapi.

Gunung Bromo berada di ketinggian sekitar 2.382 meter di atas permukaan laut. Berjalannya waktu, abu pasir telah mengisi kaldera dan seluruh area yang luas yang akan anda lalui dalam perjalanan ke Bromo itu sendiri, yang dikenal sebagai Lautan Pasir.

Melintasi Lautan Pasir terdapat Gunung Batok dengan kerucut yang nyaris sempurna. Ke selatan, Gunung Semeru, gunung tertinggi di Jawa menyediakan latar belakang pemandangan yang indah.Sementara menyeberangi Lautan Pasir, kabut dataran rendah yang sering kali menyelubungi lantai kaldera, menambah misteri sekitarnya. Ketika suhu turun beberapa derajat, kombinasi dari udara dingin dan gema tapak kaki kuda menciptakan sensasi yang fantastis ketika berjalan menyeberangi danau beku yang besar. Suhu di puncak Gunung Bromo berkisar 5 sampai 18 derajat Celcius.

Di selatan, terdapat lembah dataran tinggi yang dihiasi dengan pemandangan beberapa danau kecil yang memanjang hingga ke kaki Gunung Semeru, Upacara persembahan Kasodo diselenggarakan setiap tahun oleh Suku Tengger pada hari ke-14 dari bulan purnama Kesodo (Tengger Kalendar). Penduduk dari Gunung Tengger berkumpul di tepi kawah aktif Gunung Bromo untuk menyajikan persembahan tahunan berupa beras, buah-buahan, sayuran, bunga, ternak, dan produk-produk lokal lainnya kepada Dewa gunung. Sebagai penganut agama yang menggabungkan unsur-unsur Hindu dan Buddha, mereka meminta berkat dari Dewa tertinggi Hyang Widi Wasa.

Wisatawan didorong untuk ke kota kecil Ngadisari, sekitar enam kilometer sebelah utara-timur Bromo. Ini adalah basecamp dari ekspedisi. Kebutuhan untuk perjalanan termasuk obor, pakaian hangat dan beberapa minuman beralkohol sebagai perlindungan terhadap suhu beku yang berkisar antara nol sampai lima derajat Celsius (33-41 derajat Fahrenheit). Dari Ngadisari, pendakian ke kawah memakan waktu sekitar dua jam dengan berjalan kaki. Dengan menunggang kuda (bisa disewa), perjalanan memakan waktu sekitar satu setengah jam. Perjalanan wisata biasanya dimulai sekitar tengah malam.

Kota Ngadisari ini juga memiliki fasilitas hotel. Hal ini memungkinkan pelancong untuk menginap semalam dan bangun agak lebih lambat pada tengah malam untuk perjalanan ke Bromo. Tahap terakhir dari perjalanan adalah menyusuri tangga menuju bibir kawah Bromo, dan, akhirnya, pemandangan yang tak tertandingi terbit di Timur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar